KRI Frans Kaisiepo-368 Sebagai MIO Commander
Di langsir dari blog BETHOROKOLO. Blog PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA ini memberikan informasi tentang kekuatan militer indonesia, alutsista indonesia, pesawat tempur, kapal perang, kapal selam, dan marinir. Kali ini mengupdate artikel tentang KRI Frans Kaisiepo-368 Sebagai MIO Commander.
Surabaya, 26 November 2010 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Frans Kaisiepo-368 dibawah Komandan Letkol Laut (P) Wasis Priyono,ST mendapatkan tugas sebagai kapal Maritime Interdiction Operation (MIO) Commander dalam Maritime Task Force (MTF)/UNIFIL menggantikan kapal perang Turki TCG Salihreis di Beirut, Kamis(25/11).
Penunjukkan KRI Frans Kaisiepo-368 sebagai MIO Commander ini merupakan sebuah pengakuan dan bukti kepercayaan dunia Internasioanal terhadap profesionalisme dan performa yang ditunjukkan dalam mengemban tugas sebagai salah satu unsur MTF/UNIFIL di Area of Maritime Operation (AMO).
Seperti diketahui MIO Commander adalah koordinator kapal-kapal MTF yang sedang melaksanakan patroli (on task) sesuai alokasi sektor di AMO. MIO Commander dituntut untuk mampu melaksanakan identifikasi kontak berdasarkan laporan kontak udara dan permukaan yang diperoleh dari unsur-unsur MTF guna membangun Recognized Maritime Picture (RMP) dan Air Maritime Picture (AMP) di AMO. Untuk mampu melaksanakan tugas tersebut MIO Commander tidak hanya dituntut memiliki kesiapan Sensor Weapon And Command (SEWACO) mulai dari sensor radar permukaan dan udara, pesawat komunikasi radio, satelit sampai dengan internet yang memadai. Selain itu juga dituntut profesionalisme prajurit pengawaknya.
Hal ini sangat penting mengingat berdasarkan RMP dan AMP tersebut Commanding Task Force (CTF) yang saat ini berada di Naquora yang akan merespon dan berkoordinasi dengan Force Commander ataupun dengan Libanese Armsd Force-Navy (LAF-Navy) bila ditemui adanya kontak yang mencurigakan ataupun pelanggaran terhadap United Nations Security Council Resolution (UNSCR) 1701 and 1884 yang merupakan dasar atau mandat bagi pelaksanaan tugas MTF/UNIFIL.
Untuk membantu kelancaran tugas MIO Commander berkaitan dengan koordinasi dengan otoritas maritime di Lebanon, LAF-Navy menempatkan Satu orang Perwira LTJG Hisjam Cheikh sebagai Liaison Officer (LO). Tugas kapal MIO Commander diantaranya adalah mengkoordinasikan seluruh kegiatan kepada seluruh unsur-unsur yang sedang melaksanakan operasi di AMO.
Untuk pengendalian operasi secara keseluruhan adalah CTF yang on board di Kapal Markas (Flag Ship) sedangkan MIO Commander bersifat taktis mengendalikan unsur-unsur yang ada di AMO (Area of Maritime Operation) yang sedang melaksanakan operasi atau patroli. MIO Commander bertanggung jawab untuk memberikan identifikasi terhadap seluruh kapal yang menuju ataupun keluar dari perairan Libanon yang melewati Area Maritime Operation untuk dilaporkan ke Commanding Task Force.
Dalam pelaksanaan tugas setiap unsur sudah dibekali data-data kapal yang akan keluar masuk teritorial Libanon. Dari data itu dapat diketahui kalau ada kapal yang dianggap mencurigakan. Bila kapal tersebut pada waktu di hailing/kontak tidak ada respon atau mencurigakan akan langsung dilaporkan ke CTF yang kemudian dilaksanakan pemeriksaan oleh LAF-Navy.
Dispenarmatim
Sekian blog PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA ini memberikan informasi tentang kekuatan militer indonesia, alutsista indonesia, pesawat tempur, kapal perang, kapal selam, dan marinir dengan artikel tentang KRI Frans Kaisiepo-368 Sebagai MIO Commander semoga bermanfaat. Terimakasih telah membaca blog PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA.
Surabaya, 26 November 2010 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Frans Kaisiepo-368 dibawah Komandan Letkol Laut (P) Wasis Priyono,ST mendapatkan tugas sebagai kapal Maritime Interdiction Operation (MIO) Commander dalam Maritime Task Force (MTF)/UNIFIL menggantikan kapal perang Turki TCG Salihreis di Beirut, Kamis(25/11).
Penunjukkan KRI Frans Kaisiepo-368 sebagai MIO Commander ini merupakan sebuah pengakuan dan bukti kepercayaan dunia Internasioanal terhadap profesionalisme dan performa yang ditunjukkan dalam mengemban tugas sebagai salah satu unsur MTF/UNIFIL di Area of Maritime Operation (AMO).
Seperti diketahui MIO Commander adalah koordinator kapal-kapal MTF yang sedang melaksanakan patroli (on task) sesuai alokasi sektor di AMO. MIO Commander dituntut untuk mampu melaksanakan identifikasi kontak berdasarkan laporan kontak udara dan permukaan yang diperoleh dari unsur-unsur MTF guna membangun Recognized Maritime Picture (RMP) dan Air Maritime Picture (AMP) di AMO. Untuk mampu melaksanakan tugas tersebut MIO Commander tidak hanya dituntut memiliki kesiapan Sensor Weapon And Command (SEWACO) mulai dari sensor radar permukaan dan udara, pesawat komunikasi radio, satelit sampai dengan internet yang memadai. Selain itu juga dituntut profesionalisme prajurit pengawaknya.
Hal ini sangat penting mengingat berdasarkan RMP dan AMP tersebut Commanding Task Force (CTF) yang saat ini berada di Naquora yang akan merespon dan berkoordinasi dengan Force Commander ataupun dengan Libanese Armsd Force-Navy (LAF-Navy) bila ditemui adanya kontak yang mencurigakan ataupun pelanggaran terhadap United Nations Security Council Resolution (UNSCR) 1701 and 1884 yang merupakan dasar atau mandat bagi pelaksanaan tugas MTF/UNIFIL.
Untuk membantu kelancaran tugas MIO Commander berkaitan dengan koordinasi dengan otoritas maritime di Lebanon, LAF-Navy menempatkan Satu orang Perwira LTJG Hisjam Cheikh sebagai Liaison Officer (LO). Tugas kapal MIO Commander diantaranya adalah mengkoordinasikan seluruh kegiatan kepada seluruh unsur-unsur yang sedang melaksanakan operasi di AMO.
Untuk pengendalian operasi secara keseluruhan adalah CTF yang on board di Kapal Markas (Flag Ship) sedangkan MIO Commander bersifat taktis mengendalikan unsur-unsur yang ada di AMO (Area of Maritime Operation) yang sedang melaksanakan operasi atau patroli. MIO Commander bertanggung jawab untuk memberikan identifikasi terhadap seluruh kapal yang menuju ataupun keluar dari perairan Libanon yang melewati Area Maritime Operation untuk dilaporkan ke Commanding Task Force.
Dalam pelaksanaan tugas setiap unsur sudah dibekali data-data kapal yang akan keluar masuk teritorial Libanon. Dari data itu dapat diketahui kalau ada kapal yang dianggap mencurigakan. Bila kapal tersebut pada waktu di hailing/kontak tidak ada respon atau mencurigakan akan langsung dilaporkan ke CTF yang kemudian dilaksanakan pemeriksaan oleh LAF-Navy.
Dispenarmatim
Sekian blog PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA ini memberikan informasi tentang kekuatan militer indonesia, alutsista indonesia, pesawat tempur, kapal perang, kapal selam, dan marinir dengan artikel tentang KRI Frans Kaisiepo-368 Sebagai MIO Commander semoga bermanfaat. Terimakasih telah membaca blog PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA.
0 komentar:
Posting Komentar