Memandirikan Industri Pertahanan
Di langsir dari blog BETHOROKOLO. Blog PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA ini memberikan informasi tentang kekuatan militer indonesia, alutsista indonesia, pesawat tempur, kapal perang, kapal selam, dan marinir. Kali ini mengupdate artikel tentang Memandirikan Industri Pertahanan.
Panser Anoa produksi PT. PINDAD telah digunakan oleh TNI AD. Malaysia telah menandatangani kontrak pembelian Anoa dengan menggunakan mesin Mercedez. (Foto: ANTARA)
27 Mei 2010, Yogyakarta -- Departemen Pertahanan (Dephan) menjalin kerjasama dengan tiga kampus Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran yakni UPN Veteran Yogyakarta, Jakarta dan Surabaya.
Bentuk kerjasamanya adalah penelitian dan penyiapan industri pertahanan. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Marsdya TNI Eris Harriyanto mengatakan, salah satu upaya membentuk kemandirian dalam industri pertahanan yakni pemerintah perlu menggandeng sejumlah perguruan tinggi. Alasannya, dari akademisi inilah diharapkan ada inovasi-inovasi baru di bidang industri alat utama sistem persenjataan (alutsista) maupun sistem pertahanan. ”Target ke depan, Indonesia bisa memangkas impor alutsista dari luar negeri,”katanya di Kampus UPN Veteran, Yogyakarta, kemarin.
Soal bentuk kerjasama yang nantinya akan dibuat antara Dephan dengan UPN Veteran, kata Eris,masih akan dirumuskan lebih lanjut.Namun, dia berharap UPN bisa melakukan beberapa riset yang dibutuhkan, seperti pembuatan laras senapan ataupun rompi tahan peluru. Selama ini, laras senapan maupun rompi yang dimiliki militer Indonesia masih impor dari Polandia. ”Kami ingin bisa membuat laras sendiri dan rompi tahan peluru yang ringan sehingga tidak memberatkan ketika dipakai aparat TNI,”ungkapnya. Kerjasama serupa, kata dia, sudah pernah dilakukan dengan sejumlah perguruan tinggi lain seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) maupun Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS). Hasilnya cukup positif, salah satunya mereka menyumbangkan riset untuk pembuatan baja tahan peluru yang digunakan untuk kendaraan Panser.
”Dengan ITB juga tengah membuat riset untuk alat peluncur rudal small engine,”urainya. Sementara Rektor UPN Veteran Yogyakarta,Didit Welly Udjianto mengutarakan, kerjasama yang memungkinkan dibangun antara UPN dan Dephan lebih kepada riset sistem pertahanan.Salah satu contohnya adalah penguatan daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil. Pihak UPN nantinya akan mengirimkan mahasiswa untuk kuliah kerja nyata (KKN) di wilayah tersebut. ”Para mahasiswa KKN akan fokus mengupayakan pertumbuhan ekonomi dan menumbuhkan rasa cinta tanah air warga di perbatasan,”paparnya.
SINDO
Sekian blog PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA ini memberikan informasi tentang kekuatan militer indonesia, alutsista indonesia, pesawat tempur, kapal perang, kapal selam, dan marinir dengan artikel tentang Memandirikan Industri Pertahanan semoga bermanfaat. Terimakasih telah membaca blog PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA.
27 Mei 2010, Yogyakarta -- Departemen Pertahanan (Dephan) menjalin kerjasama dengan tiga kampus Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran yakni UPN Veteran Yogyakarta, Jakarta dan Surabaya.
Bentuk kerjasamanya adalah penelitian dan penyiapan industri pertahanan. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Marsdya TNI Eris Harriyanto mengatakan, salah satu upaya membentuk kemandirian dalam industri pertahanan yakni pemerintah perlu menggandeng sejumlah perguruan tinggi. Alasannya, dari akademisi inilah diharapkan ada inovasi-inovasi baru di bidang industri alat utama sistem persenjataan (alutsista) maupun sistem pertahanan. ”Target ke depan, Indonesia bisa memangkas impor alutsista dari luar negeri,”katanya di Kampus UPN Veteran, Yogyakarta, kemarin.
Soal bentuk kerjasama yang nantinya akan dibuat antara Dephan dengan UPN Veteran, kata Eris,masih akan dirumuskan lebih lanjut.Namun, dia berharap UPN bisa melakukan beberapa riset yang dibutuhkan, seperti pembuatan laras senapan ataupun rompi tahan peluru. Selama ini, laras senapan maupun rompi yang dimiliki militer Indonesia masih impor dari Polandia. ”Kami ingin bisa membuat laras sendiri dan rompi tahan peluru yang ringan sehingga tidak memberatkan ketika dipakai aparat TNI,”ungkapnya. Kerjasama serupa, kata dia, sudah pernah dilakukan dengan sejumlah perguruan tinggi lain seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) maupun Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS). Hasilnya cukup positif, salah satunya mereka menyumbangkan riset untuk pembuatan baja tahan peluru yang digunakan untuk kendaraan Panser.
”Dengan ITB juga tengah membuat riset untuk alat peluncur rudal small engine,”urainya. Sementara Rektor UPN Veteran Yogyakarta,Didit Welly Udjianto mengutarakan, kerjasama yang memungkinkan dibangun antara UPN dan Dephan lebih kepada riset sistem pertahanan.Salah satu contohnya adalah penguatan daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil. Pihak UPN nantinya akan mengirimkan mahasiswa untuk kuliah kerja nyata (KKN) di wilayah tersebut. ”Para mahasiswa KKN akan fokus mengupayakan pertumbuhan ekonomi dan menumbuhkan rasa cinta tanah air warga di perbatasan,”paparnya.
SINDO
Sekian blog PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA ini memberikan informasi tentang kekuatan militer indonesia, alutsista indonesia, pesawat tempur, kapal perang, kapal selam, dan marinir dengan artikel tentang Memandirikan Industri Pertahanan semoga bermanfaat. Terimakasih telah membaca blog PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA.
0 komentar:
Posting Komentar