TNI AL Ajukan Rp 50 Miliar untuk Sistem Persenjataan
KRI Pati Unus 384 - korvet Parchim class akan segera ditambah dengan rudal dari Russia (photo : TNI-AL)
TEMPO Interaktif, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut mengajukan dana sebesar Rp 50,2 miliar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2010. Jumlah itu berasal dari APBN-Perubahan 2010 Kementerian Pertahanan sebesar Rp 2,7 triliun. Rencananya, Angkatan Laut akan menggunakan anggaran itu untuk meningkatkan kemampuan sistem persenjataan.
Menurut Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Agus Suhartono, dengan dana itu Angkatan Laut membuat rencana strategis yang akan terpenuhi dalam jangka waktu 15 tahun. “Seperti pengadaan kapal patroli, persenjataan pasukan khusus, dan stamper boat,” kata Agus di Sekolah Staff dan Komando Angkatan Laut, Rabu (21/4). Dana sebesar Rp 50,2 miliar tersebut, seluruhnya habis terserap untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan.
Pengefektifan APBN-P di sistem persenjataan itu, Agus melanjutkan, ditujukan untuk mencapai rencana TNI dalam menerapkan kekuatan pokok minimum atau zero growth. Pada kekuatan pokok minimum, Angkatan Laut mengefisienkan jumlah personil dan meningkatkan kemampuan persenjataan pasukan. “Karenanya, kami akan fokus pada pengadaan alutsista, peningkatan kemampuan alutsista, dan penghapusan kapal tidak yang produktif.
”Untuk pengadaan sistem persenjataan dan penghapusan kapal yang tidak produktif lagi, Agus tidak menjelaskannya. Namun untuk peningkatan kemampuan sistem persenjataan, Agus mencontohkan penambahan peluru kendali dari Rusia pada kapal Angkatan Laut yang berasal dari Jerman. Dan teknis penambahan kemampuan persenjataan kapal tersebut, Angkatan Laut akan melibatkan industri dalam negeri. “Pemasangan dan tansfer teknologinya menggunakan industri dalam negeri, agar ke depannya Indonesia bisa membuat sendiri,” ujar Agus.
Di kesempatan berbeda, Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal TNI I Wayan Midhio, mengatakan dari anggaran Rp 2,7 triliun itu, Kementerian Pertahanan membaginya berdasar prioritas peralatan yang akan dibeli.
Anggaran itu yakni untuk senjata dan perlengkapan amunisi sebesar Rp 739 miliar, anggaran kendaraan bermotor sejumlah Rp 179 miliar, anggaran suku cadang sebesar Rp 366 miliar, anggaran untuk peralatan khusus sebesar Rp 799 miliar, dana untuk alat perlengkapan khusus senilai Rp 101 miliar, dana alat kesehatan prajurit sebesar Rp Rp 119 miliar, alat komunikasi sejumlah Rp 173 miliar, anggaran kantor dan rumah dinas sejumlah Rp 224 miliar, serta dana untuk pengembangan sistem sejumlah Rp 20 miliar. “Alokasi alutsista jadi prioritas utama dalam APBN-P 2010,” kata Wayan.
Anggota Komisi I Bidang Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat Tubagus Hasanudin, mengatakan Dewan masih mempertimbangkan permintaan anggaran senilai Rp 2,7 triliun dari Kementerian Pertahanan itu. “Kami masih mempelajarinya, mungkin akhir bulan April baru ada keputusan.” Komisi I, lanjut Tubagus, masih memerlukan penjelasan serta penjabaran dari Kementerian Pertahanan mengenai rincian anggaran yang diminta itu. “Ada tiga yang kami lihat, nilai guna, transparansi penggunaan, kemampuan negara,” ujar Tubagus.
(Tempo Interaktif)
Baca Juga :
TNI AL Prioritaskan Peningkatan Alutsista
21 April 2010
JAKARTA (SI) – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) mengajukan Rp 50,2 miliar dalam anggaran pertahanan Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2010.
Menurut rencana Angkatan Laut memfokuskan anggaran tersebut untuk peningkatan kemampuan alat utama sistem senjata (alutsista). Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Agus Suhartono mengungkapkan anggaran tersebut akan dialokasikan untuk peningkatan kemampuan alutsista, pengadaan kapal patroli, serta peningkatan persenjataan untuk pasukan khusus. “Kita mengajukan Rp50,2miliar yang seluruhnya habis terserap untuk perbaikan kemampuan persenjataan, pengadaan kapal patroli,dan persenjataan pasukan khusus,” kata Agus seusai menutup Forum Strategi AL di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut, Jakarta, kemarin. Peningkatan kemampuan alutsista tersebut, menurut Agus, merupakan salah satu bagian dari cetak biru perencanaan logistik yang dihasilkan dalam Forum Strategi AL 2010–2024.
Untuk peningkatan kemampuan sistem persenjataan, Agus mengatakan akan ada penggantian sistem kontrol kendali dan senjata pada kapal-kapal perang yang dimiliki TNI AL. Dia mencontohkan untuk kapal buatan Belanda diutamakan memiliki kemampuan perang permukaan. Adapun untuk buatan Jerman antikapal selam. “Sudah ada kapal yang kita lengkapi dengan rudal dari Rusia. Kemudian nantinya akan dipasang rudal dari Cina. Semuanya itu akan melibatkan industri dalam negeri untuk proses pemasangannya agar ada transfer teknologi,”katanya.
Secara terpisah,Wakil Ketua Komisi I TB Hasanuddin menyampaikan bahwa Komisi I masih memerlukan penjelasan serta penjabaran dari Kemhan terkait perincian anggaran. “Sampai saat ini belum ada keputusan dari Komisi I. Kami ingin menilai dulu prioritas penggunaan,” ujarnya. Selain itu, lanjut Hasanudin, Komisi I meminta agar rencana anggaran tambahan tersebut disesuaikan dengan kondisi keuangan negara.
(Seputar Indonesia)
Sekian blog PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA ini memberikan informasi tentang kekuatan militer indonesia, alutsista indonesia, pesawat tempur, kapal perang, kapal selam, dan marinir dengan artikel tentang TNI AL Ajukan Rp 50 Miliar untuk Sistem Persenjataan semoga bermanfaat. Terimakasih telah membaca blog PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA.
0 komentar:
Posting Komentar